Kamis, 03 Oktober 2013
7 T Kiat Membentuk Pribadi Sukses
Lanjutan : 7 T Kiat Membentuk Pribadi Sukses
2. Terencana
“ Hai orang-orang yang beiman, bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah di perbuatnya untuk hari
esok (akherat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala isi hati” (AQ Al-Hasyr[59]:18)
Ada sebuah ungkapan berbunyi begini,”Gagal dalam
merencanakan sama dengan merencanakan yang gagal”. Maksudnya kurang lebih
ialah, bila kita tidak terlatih untuk membuat perencanaan didalam hidup ini
sudah bisa dipastikan aneka ragam kerugian akan mendatangi kita. Ambil contoh,
membuat bangunan, tanpa perencaan selain hasilnya ama disayangkan, selesai
dalam kondisi buruk, boros, juga kita telah menyia-nyiakan waktu, tenaga dan
biaya.
Akan tetapi, bagi orang yang memiliki perencanaan yang
matang, hal di atas tidak akan berlaku. Begitu pun misalnya, orang yang matang
merencanakan memasuki hutan belantara. Dia akan berusaha mengenali peta hutan
dengan baik. Dia akan selalu bersiap-siap menghadapi situasi terburuk yang
mungkin timbul, dan tahu cara mengatasinya. Perbekalan akan ia siapkan dengan
lengkap rencananya, data-data yang dimilikinya tepat, info yang melimpah serta
pengetahuan medan yang memadai, akan bisa menikmati perjalanan walau di tempat
yang paling jauh sekalipun.
Oleh karena itu, orang yang segenap aktivitas hidupnya terencana
dengan baik, ia akan selalu melakukan sesuatu dengan efektif, (waktunya
efisien, hemat biaya, tenaga, pikiran, dan emosi, karena segalanya sudah
terukur sangat akurat.
Dalam hal ini, misalnya ada program penghematan biaya, bila
benar-benar matang pada perencanaannya maka hasilnya akan bagus. Atau ada
program pemberdayaan, itu akan berhasil bila dari awal benar-benar di
rencanakan secara matang. Orang yang ahli merencanakan akan mampu meminimalisir
resiko yang di pikul.
Disinilah arti penting “berlatih merencanakan sesuatu”.
Karena, gagal dalam merencanakan sesuatu sama dengan merencanakan gagal.
Latihan merencanakan ini bisa kita mulai dari merangkum informasi-informasi
maupun data yang berlimpah secara mendetail. Detalitas itu bisa berupa target waktu,
baik harian, minggunan,bulanan atau tahunan, yang harus kita penuhi.
Meskipun begitu, kita harus sadari juga bahwa sebaik-baiknya
perencanaan hasil akhirnya ada dalam ketentuan Allah. Ayat Al-Quran yanga
berlaku disini ialah Faidza ‘azamta,
fatawaqal alallah. Tugas kita hanya meluruskan niat dan menyempurnakan
ikhtiar; hasil akhirnya kita serahkan kepada Allah Shubhana Wata’ala. Untuk itu, marilah kita biasakan tidak bertindak
sporadic, tidak asal pikir, tidak asal mau, tidak asal ingin, karena kita hanya
akan bertindak berdasarkan perencanaan yang matang serta disertai data yang
akurat lagi lengkap.
3. Terampil
Orang yang tempil, tampak dari kecekatannya dalam berperilaku.
Gesit dan tangkas masuk dalam kategori “terampil”ini. Dan kunci untuk bisa
terampil adalah Latihan. Kepemimpinan
pun termasuk dari keterampilan.
Kepemimpinan semacam ini merupakan buah dari ilmu dan hasil dari latihan terus
menerus.
Leadership adalah keterampilan. Mengemudi adalah
keterampilan. Mengelola organisasi adalah keterampilan. Berpidato adalah
keterampilan. Jadi, hanya orang yang terampil yang bisa memimpin, yang paling bisa me-manage, yang paling bisa
berbisnis. Selain itu, tidak bisa tidak, orang yang tidak memiliki ilmu, orang
yang jarang latihan, mustahil untuk jadi pemimpin, manager organisasi atau
wirausahawan sejati.
Orang yang terampil adalah orang yang mampu menyelesaikan
tugas. Ia cakap. Ia teladan. Apalagi jika ia memang ditempatkan pada tempatnya.
Sehingga ia tidak hanya menjadi orang yang amanah tetapi juga menjadi semacam
ahli yang piawai.
4. Tertib
Tertib artinya teratur. Sehubungan dengan topik lali ini,
tertib dimaksudkan sebagai pekerjaan yang dilakukan penuh keteraturan.
Pekerjaan tertata, procedural, dan terpantau.
Bukankah menyenangkan bila semuanya terlihat tertib. Penuh
keteraturan. Begitu tertata rapi. Adapun orang yang selalu tertib, misalnya
sewaktu bekerja, maka akan terlihat keteraturannya dalam bertindak, mengambil
keputusan, ataupun bekerja berdasarkan prosedur-prosedur yang telah di
tetapkan.
Orang yang tertib, biasanya kehidupannya begitu tertata. Ia mampu
memanajemeni waktu yang hanya 24 jam. Juga ia mampu menetapkan target-target
waktu secara rasional.
Selain itu, ia selalu awas dengan apa yang ia kerjakan. Terkadang
ia juga berhati-hati, jangan sampai ada yang teraniaya oleh kelakuan dirinya. Orang
yang tertib selali berprinsip santun, lebih mengutamakan orang lain daripada
dirinya.
5. Tekun
Tekun bisa kita definisikan sebagai “ketangguhan dalam
proses”. Orang yang tekun akan tenggelam dalam pekerjaannya. Dengan kata lain,
ia menikmati betul apa yang ia kerjakan.
Ketekunan dekat dengan keuletan. Karenanya orang yang tekun
bisa dipastikan ia akan ulet. Ulet dalam mengambil tindakan.
Disini berlaku hadits Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam yang
menerangkan tentang istiqamah. Sebab, amal yang disukai oleh Allah ialah amal
yang sedikit namun dikerjakan terus menerus.
Orang yang tekun berarti ia bersungguh-sungguh. Dan hadits
Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam mengingatkan kita,”Barangsiapa yang
bersungguh-sungguh, pasti ia akan berhasil”.
Para Nabi dan Rasul, wali-wali Allah, para sahabat dekat Nabi
Shalallahu Alaihi Wasallam selalu terlihat bersungguh-sungguh. Entah dalam
mengejar urusan duniawi, apalagi urusan akhirat. Terutama dalam urusan terakhir
tersebut, para sahabat terutama, rela untuk istiqamah, misalnya selalu
berjamaah ke mesjid. Lantas, bagaimana dengan diri kita?
6. Tegar
“Hai orang-orang yang beriman bersabarlah kamu dan
kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan
bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali’Imran[3]:200)
Ketika kita tekum, maunya apa yang kita kerjakan selalu lancer-lancar
saja. Akan tetapi ketika hambatan mulai menghadang maka “tegar” lah yang harus
kita utamakan.
Istilah “tegar” ini identik dengan sabar. Ketika berhadapan
dengan masalah, maka tegarlah. Dalam arti kesabaran ketika menghadapi masalah
tersebut harus kita kedepankan.
Rasulullah Muhammad Shalallhu Alaihi Wasallam termasuk orang
yang tegar. Dalam kitab Sirah Nabawiyyah (Sejarah Nabi Shalallahu alaihi
Wasallam) disebutkan bahwa saat para sahabat enggan mematuhi perintah Beliau
untuk memotong rambut saat haji Wada’, dengan penuh ketegaran, dihadapan para
sahabat-sahabatnya, atas nasehat istri Beliau, Rasulullah memotong rambutnya
sendiri.
Sadar akan ketegaran pribadi yang agung tersebut, akhirnya
para sahabat merasa malu sendiri. Akhirnya, mereka pun memotong rambutnya demi
memenuhi perintah yang mereka kasihi, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.
Rasulullah sudah memberikan contoh bagaimana beliau tegar
menghadapi segala hambatan yang menghadang, lantas bagaimana kita yang mengaku
sebaai umat beliau?
7. Tawadhu
Pribadi yang sukses bila ia telah menggapai keberhasilan
maka ia akan “tawadhu”. Tawadhu, karena ia sadar benar sebab apa yang ia
hasilkan itu semuanya hanya mungkin terjadi karena seijin Allah Shubhana Wata’ala.
Tawadhu adalah rendah hati. Ketika orang yang tawadhu
menggapai kesuksesan, ia selalu melihat apa yang ia hasilkan itu bukanlah hasil
perkerjaannya sendiri. Pekerjaannya itu ia anggap sebagai hasil kerja bersama.
Pribadi yang sukses sadar betul bahwa tanpa ketawadhuan
derajatnya tak akan tinggi baik dimata manusia apalagi dalam pandangan Allah
Shubhana Wata’ala. Ia akan tawadhu karena ia tahu betul bahwa yang ingin
diraihnya hanyalah ridha Allah. Tanpa, itu apalah arti kesuksesannya.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk sahabat pembaca blog
Mencari Rdho Illahi
Jazzakumullah Khairan Katsiran
Artikel Terkait:
7T Kiat membentuk Pribadi yang Sukses
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ayat-Ayat Suci Al-Qur'an
Mereka telah merasa memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, seabenaarnya Allah Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar".
(QS. AL HUJURAT:17)
widget lain
(QS. AL HUJURAT:17)
widget lain
1 komentar:
Terima kasih artikelnya sangat inspiratif...
Sehat itu Murah, Sakit itu Mahal
Posting Komentar